Minggu, 12 Juni 2011

Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita Semua

Gus Dur dan Ilmu
Saat kecil dicari ayahnya, eh.. ketemu sedang baca Das Kapital nya Karl Marx. Tiap ketemu anaknya, yang ditanyakan Gus Dur: "nggak sekolah, nak?" lupa kalau hari minggu. Sampai menjelang ajal, beliau masih asik dengan audio booknya. Ah.. memang Ilmu sangatlah penting. Tuhan: "Bacalah". Juga, "Orang beriman dan berilmu ditinggikan derajatnya". Nabi: "Menuntut Ilmu Wajib", "Tuntutlah ilmu sampai mati", dan "Carilah ilmu walau sampai ke manapun".
Gus Dur dan Keluarga
Yang selalu teringat akan Gus Dur adalah cerita ibu Shinta Nuriyah, isteri Gus Dur. Ketika putrinya masih bayi dan malam-malam terbangun karena ngompol, Gus Dur yang bangun untuk mengganti popok. Setelah itu di taruh dipangkuan sang ibu untuk ditetei. wow.. rasanya Gus Dur paham benar bahwa kehamilan adalah derita di atas derita (QS. Luqman).
Gus Dur dan Humanisme
"Saya sedih dihujat, tetapi saya lega muslim India tak lagi dibantai" waktu itu Gus Dur bilang bahwa Mahatma Gandhi layaknya Nabi.
Islam adalah agama pembawa rahmat, kasih sayang. Membunuh satu jiwa laksana membunuh seluruh jiwa manusia. Pertumpahan darah hanya untuk bertahan.
Gus Dur dan Materi
Satu saat ada orang yang meminta uang pada Gus Dur. Kebetulan habis terima honor dari satu media atas tulisannya. langsung saja tanpa membuka isi, amplop diserahkan pada orang tsb. Jiwa yang tak kumantil pada dunia, itulah jiwa yang merdeka. Dan kebahagiaan adalah saat kita berbagi.
Gus Dur dan Politik
Poltik zig-zag nya Gus Dur sebenarnya tak perlu dicemaskan, apalagi oleh masyarakat akar rumput. Gus Dur adalah cucu pendiri NU. Orang NU adalah islam dan mayoritas orang kecil. Logikanya: tidak mungkin Gus Dur menghancurkan NU. Sehingga tidak mungkin dia mengkerdilkan islam dan menyengsarakan rakyat.
Gus Dur dan SBY
Gus Dur lah yang selalu mengkritik SBY saat orang lain belum. Hal ini tetap dilakukan walau putrinya, Yenny, diangkat sebagai staf ahli SBY. Saya bahkan berpikir, Gus Dur ini bagaimana, biarlah Presiden yang baru diangkat ini bekerja dulu, baru kita nilai. Karena harapan besar saya pada SBY untuk memberantas korupsi.
Nyatanya...
Jadi teringat cerita kakak saya, Hasyim namanya. Kakak saya ini kalau ke Jakarta sering ke Ciganjur sehingga Gus Dur sampai hafal suaranya. Menjelang Pilpres Gus Dur bilang pada Hasyim: "Kamu coblos siapa saja asal bukan SBY". Nah!

Kamis, 09 Juni 2011

Merah Putihku

Diwartakan, beberapa guru tidak mau hormat bendera seperti saat kita upacara pengibaran merah putih. Menghina NKRI? saat NKRI menjadi harga mati. Memang pernah juga dengar pendapat bahwa menghormat bendera dapat dikategorikan SYIRIK. Bagaimana dengan Anda?
Tak yakin juga dengan sikap tersebut berarti mengingkari NKRI. Dalam adagium agama: Mencintai negara merupakan bagian dari iman seperti mencintai kebersihan, menghormati tamu dan berbaik dengan tetangga. Sebenarnya juga yang paling menghina Pancasila dan juga agama adalah para koruptor. Bagaimana mereka tega mengeruk harta negara walau tiap senin upacara, mengibarkan bendera dan melafalkan dengan fasih sila-sila dasar negara.
Juga dipertontonkan bendera partai lebih dicintai dari merah putih. Ah. Sedihnya. Rasa-rasanya INDONESIA MENGGUGAT edisi lanjutan harus terus ada. Setelah Indonesia Menggugat ala Bung Karno di era kolonial begitu bagus, mengena dan menggema ke seluruh dunia. Setelah menggugat penjajah saatnya mengugat para koruptor dan politisi busuk.
Dan.. Merah putih teruslah kau berkibar.. diujung tiang tertinggi... (Eros Sheila On 7, COKELAT BAND)
Biar saja ku tak sehebat matahari, tapi slalu ku coba tuk menghangatkanmu...

Rabu, 08 Juni 2011

UMAR

Al Faruq adalah julukannya. Khalifah kedua setelah Abu Bakar As Shdidiq. Seorang Yahudi yang akan digusur rumahnya di Mesir untuk perluasan masjid mendatangainya. Si Yahudi pulang membawa pesan sebuah tulang dengan garis pedang yang lurus. 'Amr bin 'Ash, gubernur mesir saat itu langsung membatalkan proyeknya.. Tegas.
"Cukup satu umar yang memegang amanah ini", komentarnya setelah anaknya diajukan sebagai gubernur. Tak ada nepotisme.
Pakaiannya hanya dua stel walau kekuasaannya sudah melampaui benua. Sederhana.
Ada lagi Umar bin 'Abdul 'Aziz. Suatu malam ada tamu. Pertanyaan Umar: Urusan negara atau  pribadi? Kalau pribadi, lampu ini saya matikan karena pakai minyak dari uang negara. Nah! hanya dengan beberapa tahun saja memerintah, kemakmuran negara bertambah pesat.
Tapi...
Di negeriku.. Umar terlibat suap. Wakil Tuhan untuk menegakkan keadilan telah menjual keadilan. Ngeri.... Negeri demokrasi tanpa penegakan hukum..... ILUSI.