Sabtu, 25 Februari 2012

Mawaddah dan Rohmah menuju Sakinah


Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa Rohmah..  
Berkeluarga bagi manusia bukan sekedar masalah kebutuhan melepaskan libido (meminjam istilah Sigmeund Freud) atau Hubbus syahawat, istilah qur-an. Karena itu adalah tingkatan hewani. Dinamakan pula erros atau cinta erotik yang jasmaniah. (seterusnya selain kesenangan hidup berupa pasangan jenis, hubbus syhawat dalam redaksi surah Al ‘Imron ayat 14, juga berwujud keturunan,  perhiasan, binatang ternak, sawah ladang dan kendaraan).
Tingkatan lebih atasnya adalah mawaddah atau cinta pada level kejiwaan, yakni cinta kepada sesama manusia atas dasar kemanusiaan itu sendiri. Inilah yang disebut philos, cinta kearifan dalam perkataan philosophis. Cinta demikian yang mampu membawa manusia merengkuh kebahagiaan. Bukan dorongan libido saja.
Namun begitu manusia tidak boleh berhenti di mawaddah. Dia juga harus berusaha sampai kepada cinta Ilahi atau yang disebut Rohmah. Karena Rohmah adalah sifat Allah yang paling banyak disebut dalam Al qur-an.

Rohmah tidak bisa dibayangkan dan diterangkan, seperti halnya perolehan dari Rohmah, yakni sakinah, yang pada bagian lain disebut sebagai qurrota a’yun, seperti dalam do’a: “Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a’yunin waj’alnaa lilmuttaqiinaa imaamaa” (Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri  dan keturunan, sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam, bagi orang-orang yang bertaqwa (QS. 25:74)).
Lagi-lagi qurrota a’yun ini pun sebagai sebuah istilah yang sulit diterjemahkan, tetapi paling tidak sebagai esensi kebahagiaan seperti juga yang disebut sebagai kebahagiaan tertinggi ketika manusia masuk surga. Sebab yang kita cari dalam surga itu tidak lain adalah qurrota a’yun yang di dunia bisa kita rasakan melalui sakinah dan kehidupan keluarga yang benar.
Sehingga teringat lagi ucapan Nabi: “baitii jannatii”, rumahku adalah surgaku.

Terbayang jika setiap keluarga merasakan yang sama, maka negeriku, bumiku, duniaku adalah surgaku.
Akhirnya, do’a bagi pengantin baru seharusnya: “semoga menjadi keluarga yang mawaddah wa rohmah untuk menggapai sakinah”.

(Sumber: Pesan-Pesan Taqwa Nurcholish Madjid)