Kamis, 03 Mei 2012

Ujian Nasional: Ritual kecemasan

Setiap tahun kita merayakan ritual kecemasan.  Jutaan orang bersiap-siap untuk stres. Setelah ujian bencana alam, ujian yang tidak kalah ‘mengerikan’ adalah ujian nasional bagi siswa SD, SMP dan SMA. Walaupun tidak seseram tahun-tahun sebelumnya, ujian nasional masih menyisakan cerita-cerita yang masih sama.
Tercatat peserta ujian tahun ini (2012) mencapai 10.873.873 siswa, terdiri dari 4.536.020 siswa SD, 3.746.968 siswa SMP/MTs, 1.5138.010 siswa SMA/MA dan 1.052.875 siswa SMK. Jumlah ini sebanding dengan penduduk satu negara yang saat ini mengalami krisis utang, yaitu Yunani. (juli 2011, 10,7 juta jiwa). Namun jika ditambah dengan jumlah orang tua dan saudara, guru, dan birokrat kependidikan maka ujian nasional menjadikan tertekan ratusan juta pikiran.
Ekses ketertakanan tersebut bisa mewujud kepada ritual-ritual agama yang berlebihan. Yang paling konyol dan mengenaskan adalah ketidak jujuran dalam proses pendidikan. Mulai nilai raport yang  tidak masuk akal, pengkondisian oleh panitia dan pengawas ujian, ditemukannya kecurangan-kecurangan dll. SOS!
Salah satunya oleh ICW, seperti diberitakan oleh tribunnews.com. Data bocoran soal matematika yang ditemukan ICW, memiliki kecocokan lebih dari 60 persen, dari total 40 soal UN, kode soal A69, B71, C86, D45 dan E57. Menurut ICW, jawaban tersebut tidak dibuat akurat 100 persen, untuk menghindari kecurigaan, yang bisa membongkar kecurangan itu.
Bahaya tingkat tinggi! Lembaga luhur sebagai penjaga moral malah mempraktekkan nilai-nilai amoral.
Kita mengharapkan masih banyak yang tidak akan mengorbankan nilai-nilai mulia yang beberapa tahun diajarkan para guru dirusak oleh kebohongan-kebohongan pelaksanaan ujian nasional. Kita tidak menginginkan cara-cara machiavelisian, menghalalkan segala cara untuk menapai tujuan dipraktekkan. Kita harapkan juga para guru mengesampingkan citra sekolah harus lulus 100% dengan memegang teguh prinsip yang lebih hakiki ditengah mewabahnya ketidakjujuran elit dan masyarakat.
Cukup menghilangkan malu jika tidak lulus, stres ujian nasional akan hilang. Tidak gengsi meski hanya lulus lewat ujian paket A, B ataupun C. Karena Tuhan lebih menilai prosesnya daripada hasilnya. Yakinkan diri bahwa dengan usaha sungguh-sungguh mencerdasakan anak bangsa dan dengan ahlak luhur para pendidiknya, masyarakat akan tetap percaya kepada lembaga pendidikan kita...  
Jadi hilangkankanlah gengsi.... karena kan'an, fir’aun dan lain tersesat karena gengsi. Juga abu jahal.