Rabu, 14 Maret 2012

Sang Khalifah


Forbes kembali mengeluarkan daftar orang-orang kaya dunia. Jadi iri dengan Bill Gates. Memiliki banyak harta tanpa ada berita bahwa dia korupsi, mengemplang pajak atau menjadi preman. Dia tergeser ke urutan dua dunia dengan kekayaan 61 Milyar dollar setelah sebagian kekayaannya diamalkan.
Cerita lainnya tentang Sara Blakely (41). Kekayaannya mencapai 1 Milyar dollar (hampir Rp. 10 Trilyun), sebanding dengan kekayaan Djoko Susanto (62), pemilik alfamart. Bandingkan pula dengan orang terkaya di Indonesia, Budi Hartono (71) yakni  pemilik  Djarum, BCA, pusat perbelanjaan dan perhotelan Grand Indonesia dengan kekayaan mencapai 6,5 Milyar dollar.
Menariknya si Sara ini berbisnis dengan menjual pakaian dalam untuk melangsingkan tubuh. Dengan umur yang relatif muda, kita bisa menebak bahwa pertumbuhan bisnisnya lumayan cepat. Artinya, semakin banyak manusia menderita obesitas.
Juga berarti, biaya untuk mengurangi hasil makanan di tubuh sangat mahal. Sara Blakely, baru contoh dalam bentuk pakaian dalam. Belum terhitung aneka obat pelangsing, alat-alat ‘penghancur’ lemak, biaya ke pusat-pusat kebugaran dll. Bisa puluhan trilyun atau mungkin ratusan trilyun rupiah setiap tahunnya, perputaran uang dalam bisinis ini.
Dengan makan lebih dari idealnya kita mengeluarkan lebih banyak uang  kemudian kita rogoh kocek lebih dalam lagi untuk mengeluarkan sisa lebih dari makanan yang seharusnya ada dalam tubuh. Memasukkan dan mengeluarkan makanan, masing-masingnya ada biaya lebih. Aneh memang..  Aneh lagi kalau kita baca cerita imaji Dr. ‘Ali Syari’ati, sosiolog Iran, tentang mahluk luar angkasa yang berkunjung ke bumi  (dengan modifikasi). Ceritanya kepada ‘sang ketua’ tentang penguasa planet ini:
“Penguasa bumi berdiri tegak di atas dua kaki. Mereka juga memiliki dua tangan. Banyak ras dan bahasa. Omnivora. Makanannya dimasak dulu dan banyak yang tidak berguna bagi tubuhnya. Akhirnya malah memunculkan aneka macam penyakit. Sehingga manusia bumi harus pintar juga mengobati , pusing dengan penemuan obat baru dan membangun banyak rumah sakit. “
 “Sebagian mereka menyerang  yang lain, bukan untuk mendapatkan makanan. Mayat- mayat ditinggal begitu saja karena mereka bukan kanibal. Mereka hanya ingin menaklukkan dan merasa hebat kemudian membuat epos kepahlawanan. Anggaran militernya melebihi dana pengentasan kelaparan dan kemiskinan saudaranya”
“Sebagian hidup berfoya-foya, mabuk-mabukkan, membuang banyak sisa makanan, sementara sebagian lain mati kelaparan tiap hari.”  Begitu yang mulia. “Bahkan bumi mereka semakin hari semakin panas, es di kutub mencair, permukaan laut meninggi, cuaca ekstrim, semakin sering ada badai. Tak tahu yang mulia, apakah manusia mampu mencukupi ketersediaan pangannya di masa datang”
----------
Term ‘manusia’ dalam kitab suci ada dua, yakni ‘al basyar’ dan ‘al insan’. Yang diceritakan oleh mahluk imaji di atas adalah sisi basyariah manusia. Sisi fisik material. Secara fisik, manusia adalah mahluk kecil dibanding alam sekitarnya. Indera dan kekuatannya di bawah mahluk bumi lainnya.
Namun oleh Tuhan, manusia dibimbing untuk menyeberang menjadi ‘al insan’. Manusia ideal. Makanya ada istilah insan kamil, bukan basyar kamil. Manusia ini yang mampu menjadi khalifah seperti yang diamanatkan sejak penciptaannya. Hanya al insan yang mampu mengelola kehidupan bumi beserta keberlangsungannya dengan smooth dan damai. Manusia bertaqwa yang menggunakan akalnya dengan baik sehingga mampu menciptakan alat-alat yang berguna mengatasi keterbatasan indera dan kekuatannya.
Manusia yang tidak berhenti pada sisi kebendaan saja untuk menuju sisi spiritual. Manusia yang peduli kepada kebahagiaannya dan kebahagiaan manusia lainnya. Sehingga mampu bekerja sama dan bukan saling manyakiti. Bukan homo homini lupus. Manusia yang pasti juga pelestari lingkungan karena berpikir jangka panjang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar