Rabu, 24 Agustus 2011

STMJ: Sholat (baca: ibadah)Terus Maksiat Jalan

Ketika setan-setan di belenggu pada bulan puasa tapi mengapa maksiat terus saja ada dan tak ada matinya? Bagiamana menjelaskannya?
Pertama yang perlu diingat adalah dalam diri manusia sudah ada potensi untuk berbuat salah dan lupa. Manusia diciptakan dengan hawa nafsu sebagai salah satu komponennya. Dia harus berusaha keras agar nafsunya bisa dikendalikan oleh akal dan hatinya. Usaha inilah yang dinilai Rosululloh sebagai lebih berat daripada pertempuaran Badar, pertempuran awal dan hidup mati bagi kelangsungan misi islam. Kalau menang, manusia akan berkedudukan lebih tinggi dari malaikat, mahluk ta’at tanpa nafsu.
Jadi kalau hidup diibaratkan sebuah pertempuran untuk mencapai kebaikan dunia akhirat, maka lawan manusia pertama dan terberat adalah diri sendiri, karena bersifat  intern dan melekat. Ahli perang Tiongkok dengan kalimat lain mengatakan: “berdamai dengan diri sendiri adalah setengah kemenangan sebelum melawan musuh di medan laga..” artinya sebelum menjalani hidup, manusia harus berbekal kemampuan pengelolaan diri lewat berbagai kecerdasan yang mungkin dalam bahasa Ary Ginanjar, ESQ Power. Selanjutnya kalau telah berumah tangga tentu harus ‘berdamai’ dulu dengan pasangan dan anggota keluarga lainnya. Demikian juga untuk membangun bangsa, syaratnya harus aman. Aman dari penindasan antar anak bangsa seperti politik kotor, korupsi, inkuisisi dll sebelum berperan bagi bangsa lain.
Setan adalah lawan dari luar.
Kedua, dengan berpuasa yang ihtisaban, secara logika manusia akan terhindar dari berbuat jahat. Puasa yang bermakna tidak hanya menahan lapar dahaga, tapi juga walau sekedar berkata-kata mubadzir. Andai lupa dan makan, hal ini tak membatalkan puasa. Tuhan mengatakannya sebagai  rizki. Andai ini sekedar menahan lapar, kenapa Rosulullah menganjurkan untuk mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Begitulah, puasa menjadikan pribadi kuat dan teguh dalam mengendalikan nafsu jahatnya.
Sehingga dalam bulan Romadlon, pintu surga terbuka, pintu neraka tertutup karena manusianya telah berhasil menangkap makna puasa dan menjadikan mereka bertaqwa. Semoga kita mampu meraihnya...  Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar