Rabu, 13 Juli 2011

Kepada Tuhan, Siapa Takut?

Anda sering mendengar term TAQWA yang diterjemahkan dengan TAKUT (jawa; WEDI)? saya menduga hal ini untuk penyederhanaan saja walau juga ada KHOUF (takut). Tetapi tepatkah?
Sebenarnya kepada Tuhan, pendekatannya bukan dengan ketakutan tetapi lebih pas dengan CINTA. Dengan begitu kalau kita sholat atau berpuasa, tidak dengan terpaksa. Kewajiban-kewajiban tersebut diadakan selain sebagai rasa syukur dan cinta kepadaNya juga sebenarnya kembali kepada kita. Sholat, misalnya. Bayangkan di saat terik menyengat dan tubuh butuh rehat sebentar di sela kesibukan fisik dan pikiran, kita mengambil air yang menyejukkan untuk berwudlu. Apalagi kalau sudah taraf orang-orang suci layaknya nabi: "hobiku adalah Sholat". Mereka sangat asyik "bercinta" dengan Robbnya di tengah malam (sholat tahajjud, sholat yang sangat dianjurkan bukan diwajibkan).Sedang berpuasa adalah metode yang dianjurkan oleh hampir semua terapist.
Sholat dan puasa juga pengingat bahwa kita tak boleh larut dengan urusan-urusan duniawi yang seringkali melelahkan. Banyak sekali variabel-variabel yang mampu mendatangkan kebahagiaan selain materi. Teringat dengan tingkah orang Jepang yang mengurangi stres dengan memukuli mobil dengan kayu sampai peyok. Ini adalah deklarasi ekstrim untuk jaga jarak dengan materi. Ternyata kita telah mempunyai jalan yang lebih elegan yakni dengan sholat, puasa dan tentunya BERSEDEKAH.
pertama, Nama-Nama (Sifat-sifat) Tuhan dikenal ada 99. Tetapi sifat yang diwajibkan atas diriNya sendiri hanyalah ROHMAH, cinta kasih. Kedua, Tuhan menciptakan alam dengan cinta, Ketiga, Surah Ar Ro'du dalam salah satu ayatnya: "Azdaabii Ushiibu bihii man Asyaak wa rohmatii wasi'at kulla syaiik" (Adzabku kutimpakan hanya pada orang yang ku kehendaki tetapi Rohmatku meliputi SEGALANYA). Keempat, Nabi diutus untuk Rohmatan lil 'Alamiin. Kelima, pada dasarnya manusia itu suci. Bayi yang mati akan langsung masuk surga.
Semuanya adalah bentuk-bentuk CINTA Tuhan. Masih banyak lagi dan banyak lagi. Kalau kita hitung nikmatNya pasti takkan mampu... begitu Kata Tuhan.
Jadi terasa aneh jika kita menuju Tuhan dengan ketakutan. Ilustrasi dari Cak Nur, kita ibarat balita yang menangis lalu pulang untuk mencari kehangaatan dekapan ibu. Inilah "Innaa Lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun". Ungkapan yang sering direduksi hanya saat ada orang wafat. Kita milik-dari Allah dan  kembali kepadaNya. home sweet home. Baitii Jannnti. Kerinduan setiap insan adalah kembali kepadaNya, tentunya dengan cinta dan keridloanNya. Wallaahu a'laam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar