Selasa, 19 Juli 2011

Mengapa Peduli?

Apa pedulimu.. Urusi saja hidupmu.. Ndak usah sok...
Marak dan masivnya korupsi. Uang menjadi dewa. Berbiaknya kekerasan. Kebohonngan disegala lini, bahkan di sekolah-sekolah, tempat tertanamnya budi pekerti luhur........ dan peristiwa-peristiwa sosial lain yang memiriskan..
Ternyata kegalauan Muhammad bukan hanya Tauhid, keimanan kepada Tuhan yang keliru, lucu dan tidak nalar. Membuat Tuhan dari anggur. Setelah disembah dan dipuja-puja lalu dimakan
Muhammad sedih terutama karena sikap individualistiknya penduduk mekkah. Sebagian sudah meninggalkan sikap-sikap membela kepentingan bersama. Kapitalisme mekkah tak hiraukan nasib miskin papa. Diperparah dengan perbudakan, nasib perempuan dan sikap-sikap jahiliyah lainnya. Kesedihan ini membawa Muhammad "berkhalwat" di Gua Hira' tiap Ramadlan, seperti yang dijalankan beberapa orang lain.
Musa juga berjihad untuk membebaskan kaumnya, Bani Israel dari kelaliman Fir'aun. Setiap Nabi, kata Nurcholish Madjid, adalah pejuang keadilan. Hadits Nabi: Inna maa bu'its tu li utammima makaarim alAhlaaq, aku di utus untuk memperbaiki budi pekerti.
Jadi kalau masih tak peduli, ingat hadits yang lain: "tidak menjadi muslim kalau tidak memperhatikan nasib saudaranya".. nasib itu termasuk tentang kemisikinan. Kemiskinan alamiah dibantu dengan zakat, infaq, sedekah. kemiskinan struktural, karena salah kebijakan atau birokrasi yang bermetamorfosis menjadi kleptocracy (kekuasaan maling), meminjam istilah Rajaratnam (bekas menlu Singapura) dibantu dengan terus menyuarakan kebenaran. Untuk itu lahirlah LBH, ICW, Kontras, Police Watch, Parliamentary Watch, Media yang independen, usaha-usaha mencerdaskan bangsa dll.
Masihkah tak peduli...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar