Selasa, 24 Mei 2011

Money politics, kemana muaramu?

Paling tidak ada beberapa fungsi uang yang kita pelajari di sekolah. Yang utama sebagai alat mempermudah transaksi. Bayangkan betapa sulit dan repotnya era pra uang alias barter, tukar menukar barang. (saat ini, masih ada lho barter.. pesawat terbang ditukar dengan kedelai). Uang juga mendorong keinginan masyarakat semakin beraneka ragam. Konsumerisme bahkan mencekoki komoditas yang didorong-dorong melalui iklan besar-besaran. Produsen mempengaruhi perilaku konsumen. Yang paling baru dan sudah menjadi budaya bangsa adalah perdagangan kekuasaan. Rakyat menjual suaranya tiap ada pemilu.
Obral besar... harga heboh.... Hanya dengan seratus ribu rupiah atau bahkan dua puluh lima ribu rupiah anda mendapatkan satu suara rakyat. Hukum pasar, supply and demand sedang berjalan. Semakin banyak pembeli potensial (baca: bermodal besar) semakin mampu mengantrol harga. Rakyat semakin pintar???
Setelah itu... APBN, APBD tergerus.. Kalau anda jadi legislator.. Hak berarti aset.. misalnya hak anggaran dan hak pengawasan. Yang lebih kreatif pasti punya rekanan proyek untuk direkomendasikan. Kalau jadi Bupati.. Selain poyek, jabatan bisa mendulang uang. Rekruitmen pegawai baru, penempatan jabatan struktural, mutasi. Belum lagi, sumber yang lain, BUMD..
Money politics mendorong korupsi. Ada yang bilang korupsi tidak merugikan asal hasil korupsi tidak lari ke luar negeri.. Benar kalau dilihat dari sisi capital flight. Modal tetap berputar di dalam negeri. Tapi, segala sesuatu harus efektif dan efisien. Tepat waktu dan tepat orangnya. Korupsi juga membuat ekonomi biaya tinggi. Prinsip-prinsip manajemen modern tak terpraktekkan. Pembangunan menjadi salah sasaran karena perencanaan yang kacau dan tak prosedural. Banyak bangunan-bangunan yang mangkrak dan mubadzir. Aparatur yang kurang cakap karena the right man on the right place terabaikan. Juga rekruitmen pegawai yang juga padat modal. Fungsi pengawasan yang lemah.. Akhirnya.. muara money politics adalah kemisikinan. Miskin harta dan etika. Situasi ini akan terus berputar. Korupsi menyuburkan money politics. Siklus kejahatan ini harus diputus! Dengan apa?  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar