Jumat, 07 Oktober 2011

Ustadz Steve Jobs


Tanggal 5 oktober 2011 kemarin, milyuner dan salah satu orang berpengaruh di dunia karena jasa-jasanya di industri informatika meninggal dunia. Dialah Steve Jobs Sebelumnya mungkin saja sudah diperkirakan bahwa hidupnya tak kuat lama. Kanker yang menyerang pankreasnya membikin produksi enzim untuk sistem pencernaannya menjadi terganggu. Hubungannya juga ke diabetes.
Tetapi kata-katanya selalu menarik dan terselip pelajaran. Mungkin juga karena merasa dekat dengan kematian akibat operasi yang sering dijalaninya. Pelajaran ustadz kita yang satu ini telah terdokumentasikan oleh mass media dan rasa-rasanya pernah juga kita mendengar sebelumnya di ajaran agama. Pelajaran-pelajaran itu antara lain:
“Jangan biarkan opini orang-orang mengubah suara hati Anda. Yakin dan ikutilah suara hati dan intuisimu. Hal-hal lain hanyalah bersifat sekunder.” Nah mungkin ini yang disebut istiqomah, sesuatu yang lebih dari seribu karomah.
 “Ingat mati membuat kita berani memutuskan sesuatu yang besar. Karena segala harapan, rasa malu, serta takut akan kegagalan tidak berarti di hadapan kematian. Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda” . (Pidatonya di Stanford Unversity, 2005). Kita juga pernah diajari bahwa ada dua pelajaran untuk hidup: Agama dan kematian.
Di konferensi Althings, 2010: “Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menerima e-mail dari seorang yang tak dikenal menyatakan kebahagiaannya memiliki i-pad. Itulah yang membuat saya bertahan. Yang menguatkan saya lima tahun lalu, sepuluh tahun lalu, ketika semua kesempatan hampir tertutup.” Bahagianya bisa bermanfaat bagi orang lain. Memang, satu-satunya cara menggandakan kebahagiaan adalah dengan membaginya. (Paul Screber).
Teknologi memang memudahkan. Anda mungkin memiliki anak yang kurang sempurna. Anda bisa membentuk komunitas dengan orang tua lain yang memiliki pengalaman yang sama sehingga bisa mendapatkan informasi medis, dukungan, serta informasi obat-obatan yang sangat berguna.
“Buatlah sesuatu yang membikin manfaat bagi masyarakat. Keuntungan materi akan mengikutinya dengan sendirinya”. Sebelumnya jauh di abad VI masehi, Nabi bersabda: “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”.
Terakhir, pelajaran kita: “Stay hurry, stay foolish! Jangan pernah berhenti belajar dan terus berkembang, terus menambah ilmu..”......... Dan kita teringat ajaran tinggi agama tentang ilmu. “Bacalah...”, “Menuntut ilmu wajib..”, “Tuntutlah ilmu dari kandungan sampai kuburan..”, “Tuntut ilmu walau sampai ke China (baca, jauh dan ilmu apa saja)”, “Tuhan akan meninggikan derajat orang beriman dan berilmu”. 
Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar