Tanggal 5 oktober 2011 kemarin, milyuner dan salah satu
orang berpengaruh di dunia karena jasa-jasanya di industri informatika
meninggal dunia. Dialah Steve Jobs Sebelumnya mungkin saja sudah diperkirakan bahwa
hidupnya tak kuat lama. Kanker yang menyerang pankreasnya membikin produksi
enzim untuk sistem pencernaannya menjadi terganggu. Hubungannya juga ke
diabetes.
Tetapi kata-katanya selalu menarik dan terselip pelajaran. Mungkin
juga karena merasa dekat dengan kematian akibat operasi yang sering dijalaninya.
Pelajaran ustadz kita yang satu ini
telah terdokumentasikan oleh mass media dan rasa-rasanya pernah juga kita
mendengar sebelumnya di ajaran agama. Pelajaran-pelajaran itu antara lain:
“Jangan biarkan opini orang-orang mengubah suara hati Anda.
Yakin dan ikutilah suara hati dan intuisimu. Hal-hal lain hanyalah bersifat
sekunder.” Nah mungkin ini yang disebut istiqomah,
sesuatu yang lebih dari seribu karomah.
“Ingat mati membuat
kita berani memutuskan sesuatu yang besar. Karena segala harapan, rasa malu,
serta takut akan kegagalan tidak berarti di hadapan kematian. Tidak ada alasan
untuk tidak mengikuti kata hati Anda” . (Pidatonya di Stanford Unversity, 2005).
Kita juga pernah diajari bahwa ada dua pelajaran untuk hidup: Agama dan
kematian.
Di konferensi Althings, 2010: “Tidak ada yang lebih
menyenangkan daripada menerima e-mail
dari seorang yang tak dikenal menyatakan kebahagiaannya memiliki i-pad. Itulah yang membuat saya
bertahan. Yang menguatkan saya lima tahun lalu, sepuluh tahun lalu, ketika semua
kesempatan hampir tertutup.” Bahagianya bisa bermanfaat bagi orang lain. Memang,
satu-satunya cara menggandakan kebahagiaan adalah dengan membaginya. (Paul
Screber).
Teknologi memang memudahkan. Anda mungkin memiliki anak yang
kurang sempurna. Anda bisa membentuk komunitas dengan orang tua lain yang
memiliki pengalaman yang sama sehingga bisa mendapatkan informasi medis,
dukungan, serta informasi obat-obatan yang sangat berguna.
“Buatlah sesuatu yang membikin manfaat bagi masyarakat.
Keuntungan materi akan mengikutinya dengan sendirinya”. Sebelumnya jauh di abad
VI masehi, Nabi bersabda: “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi
orang lain”.
Terakhir, pelajaran kita: “Stay hurry, stay foolish! Jangan pernah berhenti belajar dan terus
berkembang, terus menambah ilmu..”......... Dan kita teringat ajaran tinggi
agama tentang ilmu. “Bacalah...”, “Menuntut ilmu wajib..”, “Tuntutlah ilmu dari
kandungan sampai kuburan..”, “Tuntut ilmu walau sampai ke China (baca, jauh dan ilmu
apa saja)”, “Tuhan akan meninggikan derajat orang beriman dan berilmu”.
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar