Minggu, 04 September 2011

Nasional is me

Baru-baru ini terbit SE Mendagri nomor 001/2871/Sj tertanggal 21 Juli 2011 tentang lagu Indonesia Raya : wajib dinyanyikan dan diperdengarkan dalam acara resmi instansi pemerintah, lembaga pendidikan, parpol, organisasi maupun lembaga kemasyarakatan. Tujuannya adalah menimbulkan nasioanlisme serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Nasionalisme bisa diartikan mencintai negara dengan mengutamakan kepentingannya melebihi kepentingan pribadi maupun kelompok. Nasionalisme bisa terwujud dalam kebanggaan terhadap negara dan melu handarbeni, ikut memilikinya. Mungkin semacam yang dirasakan ikal, tokoh dalam edensor, salah satu tetralogi laskar pelangi, ketika memperkenalkan dirinya sebagai Indonesia (kuliah di Sorbonne Perancis ) dan temannya mengatakan: “Oh Indonesia... Anggun... Anggun C  Sasmi..  Snow on the Sahara....”
Atau  “Indonesia?.. Oh.. Soekarno...” Soekarno, salah satu pemrakarsa berdirinya Gerakan Non Blok. Soekarno dengan ” Indonesia Menggugat”nya yang sangat terkenal, Soekarno dengan “Pikirkan apa yang bisa kau perbuat untuk bangsamu..  Jangan kau balik!”.
Dan, saya yakin SE diatas akan mubadzir, hanya lips service, pepesan kosong  ketika masih banyak kebohongan di negeri  ini. Sehingga  memunculkan ? besar , apakah kita masih bangga terhadapnya!. Ketika kepentingan lebih besar terpinggirkan. Ketika menyelamatkan anggota kelompok dilebihkan atas penyelamatan masa depan negara. Ketika pisau hukum tak lagi tajam di hadapan kekuasaan. Ketika anak bangsa yang satu tega menyakiti saudaranya. Ketika korupsi membenamkan nurani. Ketika kesalahan telah dianggap wajar. Ketika yang sakit tak mau lagi sembuh. Ketika kebohongan telah dipraktekkkan di sekolah-sekolah, tempat  segala budi luhur diajarkan. Ketika dan ketika masih banyak lagi terjadi.......
Mari kita ikut menikmati apa yang dirasakan saudara  Sifa Sanjurio, seorang perempuan asli Cianjur, Jawa Barat, yang sedang kuliah di University of Tehran, di blog Kompasiana:
"Tak terasa air mata ini jatuh dengan nikmat, ketika lagu “Indonesia Raya” bergema dan berkumandang di Stadion Azadi Tehran (saat Timnas Garuda melawan Tim Iran walau kalah 0-3). Ada perasaan bangga, terharu, sedih, dan bertambah rasa nasionalismeku, teringat para pahlawan yang gugur, demi mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia tercinta, ada rasa “kangen” karena sudah hampir mau dua tahun aku tidak menginjakkan kaki ku di negara tercinta," tulisnya.
Semoga kecintaan Sifa berlanjut sampai dia mudik.......... Dan itu bisa terjadi kalau negeriku telah berubah dan berbenah.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar