Jumat, 02 September 2011

Pencitraan

Islam adalah teroris, misikin, bodoh, primitif...... Begitu kira-kira masih banyak orang mengenal agama hanif ini. Walaupun sejarah banyak menjelaskan ahlak Nabinya. Meski orientalis jujur mengatakan zaman modern dan beradab di madinah dan era sesudahnya. Peradaban yang  mendaur ulang  pengetahuan Yunani  dan menginjeksikan ke seluruh penjuru dunia. Dan “barat”lah yang menangkap signalnya dengan cepat.
Mengapa kesannya sangat negatif? Karena inilah era posmodern itu, abad informasi. Dan medialah pencipta dan pembangun citra tersebut yang memang diperparah oleh perilaku-perilaku bangsa muslim. Perang Irak-Iran selama 8 tahun, Invasi kuwait, Osama bin Laden, korupsi  yang sangat gila, pelanggaran HAM, dsb. dsb.
Sesuatu yang salah bisa berubah menjadi benar karena pemberitaan yang berulang-ulang. Apalagi jika sesuatu itu setengah benar atau malah benar sekali. Terekam dalam benak alam bawah sadar ala Sigmond Freud.
Seperti berita tentang bin laden. Juga tentang runtuhnya WTC. Benarkah teroris islam ataukah suatu bentuk konspirasi untuk pembenaran penyerangan Irak, Afganistan dan lainnya? Juga kehancuran gedung  tua yang layak diganti.. Hari hancurnya yang dibarengi suatu kelompok pekerja di gedung tersebut  yang sepertinya sudah tahu akan terjadi tabrakan, sehingga ramai-ramai tidak masuk kerja? Tentang Bin Laden yang mantan anak asuh sendiri. Kematiannya yang kurang dimengerti. Benarkah sudah lama mati, atau sengaja  baru ‘dimatikan’ ? Tentang pasokan minyak yang berhubungan dengan perekonomian suatu negara?
Agama mengajarkan untuk selalu melakukan klarifikasi atas suatu berita. Tapi mudahkah?
Maka menjadi muslim yang cerdas, kaya, santun, peduli sesama dan lingkungan adalah jawabnya. Negara muslim dengan penghormatan HAM (termasuk hak-hak perempuan, orang cacat dll), zero corruption, dan berperan dalam damai dan hijaunya dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar