Sabtu, 17 September 2011

Robin Hood

Kompas.com memberitakan: lebih dari 1.000 warga Israel berpartisipasi dalam hajatan foto bugil bersama di sebuah lokasi rahasia di Laut Mati, Israel, Sabtu (17/11/2011) pagi. Kegiatan ini bertujuan mempromosikan laut, yang memiliki kadar garam sangat tinggi itu, masuk dalam daftar tujuh keajaiban alam dunia, November nanti.
Di samping itu ada masalah lingkungan. Ari Frucht, aktivis yang memprakarsai kampanye Laut Mati sebagai salah satu dari tujuh keajaiban alam dunia, mengatakan proyek pemotretan Tunick ini diharapkan bisa memunculkan kesadaran masyarakat tentang kondisi lingkungan di Laut Mati dan mendorong pemerintah Israel berbuat sesuatu.
Menurut para pakar, Laut Mati terancam kering pada tahun 2050, kecuali ada gerakan besar-besaran untuk menyelamatkan lingkungan di sekitarnya. Permukaan laut tersebut turun sedalam satu meter setiap tahun dan di beberapa titik, garis pantainya telah menyusut hingga satu kilometer ke tengah laut.
Di Israel, proyek foto 1.000 ini diprotes oleh para politisi Yahudi Ortodoks dan para rabbi, karena dianggap sebagai perilaku "Sodom dan Gomorrah". Mereka mengancam akan mengambil langkah hukum untuk menghentikan niat Tunick, sang pemrakarsa lain, orang Amerika berdarah Yahudi. Tokoh masyarakat setempat bahkan mengancam akan menelepon polisi untuk membubarkan para partisipan acara ini karena dianggap melecehkan masyarakat setempat.
"Di beberapa tempat, pekerjaan ini menjadi lebih kontroversial, sementara di beberapa tempat lain proyek ini dianggap sebagai tes tentang kebebasan, keterbukaan, dan penghargaan terhadap hak di negara tersebut," tutur Tunick dalam jumpa pers sebelum pemotretan.
Pertama, Mengapa seribu? Mungkin karena seribu adalah lambang sesutu yang sangat banyak. Bukan terbats 999 ditambah 1, tapi bisa lebih. Seribu bulan untuk malam kemuliaan bukan hanya 83 tahun 4 bulan 10 hari 8 jam dst. Lagian, apa kita akan membatasi kemurahan Tuhan? “Seribu” juga dipakai Chairil Anwar dalam sajak “aku” untuk menunjukkan semangatnya: “aku ingin hidup seribu tahun lagi..”
Kedua, kebebasan tentu tidak tak terhingga. Ada batasan agama ataupun norma lokal. Menilai kebebasan atau berdemokrasi suatu negara dengan tingkat penerimaan atas kebugilan, benarkah? Mungkinkah?  Tentu semangat agama bisa dijejalkan dalam proses legal berdemokrasi.
Ketiga, niat baik harus juga memakai cara yang baik. Masih ada banyak cara untuk mencapai tujuan tunick di atas yang lebih elegan. Kita tidak boleh meniru Robin Hood dengan merampok walau untuk menolong masyarakat miskin. Apalagi oleh para politisi kita, yakni dengan korupsi untuk menyuap para pemilih, atau menyuap kemudian korupsi. Sebuah kesalahan ganda, kesalahan dari hulu sampai hilir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar